Potensi Pohon Meranti Dalam Perkebunan Sawit



Sekilas Tentang Meranti


Pohon Meranti
Meranti ialah salah satu jenis pohon yang masih sanggup didapatkan di hutan Bukit Batu. Dengan nama latinShorea macrophylla , Kayu Meranti yakni salah satu jenis pohon idola. Kayu Meranti ini mencakup kayu keras bermutu nomor wahid. Kayu meranti memiliki banyak keistimewaan. Di antaranya , ‘istimewa’ sebab memiliki batang lurus , berdiameter besar , tinggi , bebas cabang , minim cacat mata kayu (karena Meranti memiliki kesanggupan pruning , yakni pembebasan cabang pohon) alami secara swadaya dan mandiri. Dan di antara tegakan Meranti yang sudah berkembang besar dan gagah , berkembang anakan Meranti yang lemah. Menariknya , eksistensi pohon besar itu justru melindungi anakan Meranti (yang lemah) sehingga anakan Meranti terbantu berkembang dengan eksistensi Meranti besar. Tidak sebaliknya , Meranti besar menindas anakan Meranti yang gres berkembang.

Hal istimewa lainya dari Meranti yakni buahnya yang senantiasa menari berputar-putar terbang terbang di saat lepas dari pohon induk , dan jadinya bersandar manja di bawah naungan sang induk yang tenteram sarat dengan nutrisi siap saji , dan keadaan lingkungan yang tenteram dan empuk. Hal ini sanggup terjadi sebab buah meranti memiliki pecahan buah yang termodifikasi seumpama dua buah sayap (di: two , pteron: wing , karpos: fruit). Struktur tersebut memungkinkan meranti sanggup tersebar jauh dengan derma angin yang menerbangkannya. Prinsipnya mungkin serupa dengan baling-baling bambu yang dimiliki oleh salah satu abjad komik Jepang , Doraemon.

Meranti menjadi rumah bagi sarang burung Punai , salah satu burung indah yang sudah langka ditemukan. Selain fungsi ekologi , pohon Meranti sanggup berfungsi juga untuk:
meminimalisir imbas pengikisan ,
menyuburkan tanah dengan dekomposisi daun dan pertumbuhan mikoriza ,
kenaikan kelembaban perkebunan sawit
mengembangkan sumber cadangan air.

Meranti ditengah Sawit

Berbicara nilai ekonomi , Pohon Meranti menciptakan kayu keras dengan mutu tinggi. Kayu meranti dijadikan selaku materi dasar untuk menciptakan kursi-meja ekslusive , peti suplemen , aneka cenderamata. Karena mutu yang tinggi , harga jual kayu meranti sangatlah ekonomis. Dan ini menjadi argumentasi bahwa pohon meranti terus menjadi incaran para penebang kayu , baik yang berstatus legal maupun ilegal. Dan bertahun-tahun terakhir , populasi Meranti di Riau kian menyusut sebab cuma dirambah , tanpa ada reboisasi kembali.


Penanaman pohon Meranti di sela-sela kelapa sawit


Berdasarkan IUCN redlist , sebanyak 102 Shorea sp. yang ada di dunia berstatus critically endangered , bahkan ada 1 yang sudah punah. Kepunahan lainnya mungkin akan secepatnya menyusul apabila tidak ada kerja keras yang serius untuk membudidaya pohon meranti untuk kegiatan ekonomi , sementara meranti di hutan alami mesti tetap difungsikan selaku sumber stabilitas ekologi dan lingkungan.

Dengan landasan di atas , serta pengembangan perkebunan sawit yang begitu intensif di hutan-hutan bikinan Riau , maka dikehendaki evakuasi sekaligus memberi fungsi ganda perkebunan sawit. Salah satunya yakni menanam pohon meranti ditengah-tengah pohon sawit.

Berdasarkan rencana tata ruang Propinsi Riau bahwa 3.084.563 hektar atau 35 ,68 % dari luas daratan Riau akan didedikasikan bagi perkebunan dan diyakini pengembangan kelapa sawit akan lebih dominan. Untuk menanggulangi makin menipisnya lahan hutan tersebut maka ditangani alternatif penanaman flora Meranti di antara kelapa sawit.

Disamping untuk tujuan menanggulangi makin menipisnya lahan hutan , penanaman Meranti di sela sawit ini juga dimaksudkan untuk optimalisasi ruang berkembang , perbaikan penutupan lahan , upaya pengendalian pengikisan , menyuburkan tanah dengan dekomposisi daun dan pertumbuhan mikoriza , kenaikan kelembaban dalam tegakan sawit akan mengembangkan sumber air.

Penanaman pohon Meranti di sela-sela kelapa sawit diyakini memiliki dua fungsi ganda. Pertama bisa mengembalikan fungsi kawasan resapan , kedua memiliki nilai hemat ekstra bagi petani. Fungsi kedua penanaman Meranti akan menjadi simpanan untuk masa depan serta memperbesar pendapatan penduduk yang menanamnya. Usia produktif pohon Meranti sekitar 15 tahun.

Makara , waktu yang cocok untuk menanam pohon meranti biar sanggup ‘memanen’ secara tetpat yakni ketika Sawit itu sudah berumur antara 5 – 10 tahun. Karena di saat pohon sawit sudah tidak produktif lagi di usia 20 sampai 25 tahun , maka kayu Meranti yang sudah ditanam siap untuk dipanen. Makara dengan menanam Meranti turut memudahkan para petani me-replanting flora sawit mereka di perkebunan masing-masing.

Tidak ada komentar untuk "Potensi Pohon Meranti Dalam Perkebunan Sawit"