Menanggapi Pementasan Drama
Pementasan drama rama ialah salah satu bentuk tontonan yang sering juga kita sebut dengan perumpamaan teater , lakon , sandiwara , atau tonil. Unsur drama tidak jauh berlainan dengan unsur dalam cerpen , novel , maupun roman. Dialog menjadi ciri utama drama yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Selain itu , dalam drama juga terdapat unsur plot/alur , karakter/tokoh , dan latar/setting. Melihat pementasan drama secara pribadi ialah kegiatan paling mengasyikkan. Karena dengan menyaksikan secara pribadi , sanggup lebih mencicipi dan menikmati suasananya , menyimak dialog-dialognya , musiknya , dan tata lampunya.
Hal-hal yang tidak pernah lepas dari suatu pementasan drama di antaranya yakni kurang lebih panggung dan properti , tata lampu , tata bunyi , serta ilustrasi pengiring atau musik. Dalam pementasan drama , hal-hal tersebut berperan penting dalam kemenarikan suatu pementasan drama. Selain beberapa hal yang berhubungan dengan panggung , kalian sanggup memperlihatkan apresiasi serta jawaban dalam pementasan drama berhubungan dengan tema dongeng , alur dongeng , keaktoran , dan versi penggarapan sutradara.
Sebuah drama memiliki ciri tersendiri jikalau daripada karya sastra yang lain. Sebagai seni pertunjukan ,teater drama berhubungaan dengan seni gerak ,seni hiasan , seni make up ,dan seni tata busana. Sebagai seni kolektif kerena drama dilakukan secara bahu-membahu ,seperti antara sutradara dan pelaku serta antara pelaku dan petugas make up dan tata busana. Pementasan drama juga memerlukan penonton lantaran tampa penonton pertunjukan drama menjadi tidak bermakna.
A. Unsur Pementasan Drama
Dalam pementasan suatu drama terdapat beberapa unsur yang menunjang pemenrtasan drama yakni pemaian , dongeng , peralatan panggung : cahaya , rias , bunyi , dan busana , berikut penjelasannya.
1. Pemain
Pemain yakni orang yang memeragakan cerita. Berapa banyak pemain yang diperlukan dalam drama , tergantung dari banyaknya tokoh yang terdapat dalam naskah drama yang mau dipentaskan. Sebab , setiap tokoh akan diperankan oleh seorang pemain.
Dalam pementasan drama , bintang film bermain kiprah dan memperlihatkan kebolehannya. Aktor memerankan tokoh dongeng dengan abjad tertentu. Seorang bintang film dituntut untuk bisa memerankan tokoh dongeng tersebut. Keahlian bintang film sanggup mendatangkan sosok tokoh yang diperankan seumpama aktual , baik tingkah laris , pembicaraan , maupun jiwanya. Kekompakan antarpemain sungguh menyeleksi kesuksesan suatu pementasan. Kepiawaian seorang bintang film dalam memerankan seorang tokoh dalam suatu pementasan drama akan bisa dilihat dari
Contoh komentar : Ekspresi keputusasaan dari tokoh dalam drama pada pementasan kurang begitu tampak. Dari isi pembicaraan yang dikemukakan oleh tokoh menampakkan bahwa abjad tokoh tersebut tengah dirundung rasa depresi , kesepian , dan bingung , walaupun beliau seorang yang kaya.
Contoh komentar : Ceritanya sungguh menawan dan mudah dimengerti oleh penonton.
Sebuah drama memiliki ciri tersendiri jikalau daripada karya sastra yang lain. Sebagai seni pertunjukan ,teater drama berhubungaan dengan seni gerak ,seni hiasan , seni make up ,dan seni tata busana. Sebagai seni kolektif kerena drama dilakukan secara bahu-membahu ,seperti antara sutradara dan pelaku serta antara pelaku dan petugas make up dan tata busana. Pementasan drama juga memerlukan penonton lantaran tampa penonton pertunjukan drama menjadi tidak bermakna.
A. Unsur Pementasan Drama
Dalam pementasan suatu drama terdapat beberapa unsur yang menunjang pemenrtasan drama yakni pemaian , dongeng , peralatan panggung : cahaya , rias , bunyi , dan busana , berikut penjelasannya.
1. Pemain
Pemain yakni orang yang memeragakan cerita. Berapa banyak pemain yang diperlukan dalam drama , tergantung dari banyaknya tokoh yang terdapat dalam naskah drama yang mau dipentaskan. Sebab , setiap tokoh akan diperankan oleh seorang pemain.
Dalam pementasan drama , bintang film bermain kiprah dan memperlihatkan kebolehannya. Aktor memerankan tokoh dongeng dengan abjad tertentu. Seorang bintang film dituntut untuk bisa memerankan tokoh dongeng tersebut. Keahlian bintang film sanggup mendatangkan sosok tokoh yang diperankan seumpama aktual , baik tingkah laris , pembicaraan , maupun jiwanya. Kekompakan antarpemain sungguh menyeleksi kesuksesan suatu pementasan. Kepiawaian seorang bintang film dalam memerankan seorang tokoh dalam suatu pementasan drama akan bisa dilihat dari
- Teknik vokal/teknik dialog. Ucapan yang dilontarkan oleh seorang pemeran drama memiliki peranan yang sungguh penting dalam pementasan naskah drama . Karena dalam pembicaraan suatu drama banyak terdapat nilai-nilai yang sungguh bermakna. Jika lontaran dialog tidak cocok sebagaimana mestinya maka nilai yang terkandung tidak dapat dikomunikasikan terhadap penonton
- Mimik/ekspresi wajah. Penjiwaan yang total dari para pemeran dalam memerankan tokoh yang mereka mainkan akan menjadi kunci penentu kesuksesan suatu pertunjukan drama.
- Gesture/gerak tubuh. Gesture yakni perilaku atau pose badan pemeran yang mengandung makna dan menyebabkan bahasa tubuh. Seorang pemeran mesti mengetahui bahasa badan , baik bahasa badan budaya sendiri maupun bahasa badan budaya lainnya. Pemakaian gesture ini mengajak seseorang untuk memperlihatkan kombinasi bahasa atau majemuk cara mengungkapkan perasaan dan pemikiran.
- Blocking (penempatan posisi di panggung). Blocking yakni kedudukan badan pada ketika di atas pentas. Blocking yang bagus yakni blocking tersebut mesti sebanding , utuh , beraneka ragam , memiliki titik sentra perhatian , dan wajar.
Contoh komentar : Ekspresi keputusasaan dari tokoh dalam drama pada pementasan kurang begitu tampak. Dari isi pembicaraan yang dikemukakan oleh tokoh menampakkan bahwa abjad tokoh tersebut tengah dirundung rasa depresi , kesepian , dan bingung , walaupun beliau seorang yang kaya.
2. Cerita
Cerita dalam drama acap kali mengusung masalah/persoalan kehidupan. Cerita dalam drama disusun dalam bentuk pembicaraan , yang disebut naskah drama atau skenario. Menarik atau tidaknya suatu pementasan drama juga sungguh diputuskan oleh jalan ceritanya.Contoh komentar : Ceritanya sungguh menawan dan mudah dimengerti oleh penonton.
3. Tata Panggung
Panggung yakni wilayah para bintang film memeragakan lakon drama. Sebuah drama yang dipentaskan di atas panggung mesti disokong dengan penataan panggung selaku latar/setting dongeng yang dapat menggambarkan ruang , waktu , dan situasi suatu insiden dalam dongeng drama tersebut. Panggung (latar) yang bagus akan bikin pementasan terkesan lebih ‘hidup’ dan menarik. Tata panggung juga memerlukan adanya properti (perlengkapan) yang tepat dengan adegan/cerita.
Tidak cuma sekedar hiasan semata , tapi segala tata letak perabot atau perabotan yang mau dipakai oleh bintang film ditawarkan oleh penata panggung. Penataan panggung diubahsuaikan dengan permintaan dongeng , kehendak artistik sutradara , dan panggung wilayah pementasan dilaksanakan. Oleh lantaran itu , sebelum mengerjakan penataan panggung seorang penata panggung perlu mempelajari panggung pertunjukan.
Contoh komentar : Bentuk properti yang dipakai dalam pementasan terlalu terbaru , sehingga kurang sesuai dengan setting waktu cerita. Berdasarkan dialog-dialog dan kostum yang dikenakan dalam pementasan tersebut , memperlihatkan bahwa dongeng tersebut berjalan pada tahun 1950-an. Maka itu , bentuk meja , wilayah tidur , wilayah minum , serta properti-properti sebaiknya belum modern.
Tidak cuma sekedar hiasan semata , tapi segala tata letak perabot atau perabotan yang mau dipakai oleh bintang film ditawarkan oleh penata panggung. Penataan panggung diubahsuaikan dengan permintaan dongeng , kehendak artistik sutradara , dan panggung wilayah pementasan dilaksanakan. Oleh lantaran itu , sebelum mengerjakan penataan panggung seorang penata panggung perlu mempelajari panggung pertunjukan.
Contoh komentar : Bentuk properti yang dipakai dalam pementasan terlalu terbaru , sehingga kurang sesuai dengan setting waktu cerita. Berdasarkan dialog-dialog dan kostum yang dikenakan dalam pementasan tersebut , memperlihatkan bahwa dongeng tersebut berjalan pada tahun 1950-an. Maka itu , bentuk meja , wilayah tidur , wilayah minum , serta properti-properti sebaiknya belum modern.
4. Tata Busana
Tata busana ialah pengaturan busana pemain baik materi , versi , maupun cara mengenakannya. Karakter (watak) seorang tokoh dalam drama akan terlihat lebih besar lengan berkuasa jikalau disokong dengan kostum (busana) yang sesuai.Oleh lantaran itu , tata kostum dalam suatu pementasan drama juga mesti sungguh diperhatikan.
Contoh komentar : Busana yang dipakai oleh kiprah protagonist tidak cocok lantaran pakainya tidak dimasukkan sehingga merefleksikan tidak patuh pada peraturan sekolah.
Contoh komentar : Busana yang dipakai oleh kiprah protagonist tidak cocok lantaran pakainya tidak dimasukkan sehingga merefleksikan tidak patuh pada peraturan sekolah.
Pengaturan cahaya di panggung memang mesti diubahsuaikan dengan kondisi panggung yang digambarkan. Tata lampu pada pementasan drama di panggung juga memegang peranan penting dalam membangun situasi dalam drama tersebut. Oleh lantaran itu , penataan lampu (redup-terang , warna-warni , dan lain-lain) mutlak diamati dalam suatu pementasan drama.
Contoh komentar : Tata lampu yang dipakai menggunakan cahaya lampu biasa , maka para pemeran , dan peralatan (properti) , dan semua pecahan dari skeneri akan nampak datar atau flat , kurang menarik. Tidak nampak sinar tajam (high-light) , tidak ada bayangan , dan monoton.
Contoh komentar : Tata lampu yang dipakai menggunakan cahaya lampu biasa , maka para pemeran , dan peralatan (properti) , dan semua pecahan dari skeneri akan nampak datar atau flat , kurang menarik. Tidak nampak sinar tajam (high-light) , tidak ada bayangan , dan monoton.
6. Tata Suara
Tata bunyi bukan cuma pengatura pengeras bunyi ( sound system ) , melainkan juga musik pengiring. Musik pengiring dikehendaki agar situasi yang digambarkan terasa lebih menyakinkan bagi para penonton. Sama halnya dengan tata lampu , tata bunyi dalam pementasan drama juga akan sungguh menolong dalam menggugah situasi sesuai dengan jalan dongeng drama.
Contoh komentar : Suara pembicaraan kurang terperinci ( volumenya kurang keras ) , musiknya kurang menawan ( terlalu sedikit dan monoton )
Contoh komentar : Suara pembicaraan kurang terperinci ( volumenya kurang keras ) , musiknya kurang menawan ( terlalu sedikit dan monoton )
7. Tata Rias
Untuk memperkuat tampilan tabiat tokoh , riasan wajah pemeran tokoh juga sungguh penting. Misalnya , tokoh petani akan lebih sempurna diperankan oleh pemain yang berkulit agak gelap. Untuk bikin imbas kulit agak gelap tersebut , kiprah make-up sungguh diperlukan.
Contoh komentar : Tata rias pada pemeran wanita bau tanah kurang menampakkan abjad ketuaannya dan abjad selaku abdi/ pembantu. Padahal , pada pembicaraan tersebut abjad tokoh Perempuan Tua ialah sosok orang yang sudah sungguh bau tanah , lebih bau tanah dari sang juragan , setia selaku abdi , bijak , perhatian , dan sarat kasih sayang
B. Mengomentari Pementasan Drama
Setelah unsur yang mau dikomentari pada suatu pementasan drama sudah dikenali , sampaikanlah analisa pertunjukan tersebut dengan objektif. Artinya , tanpa dipengaruhi rasa suka atau tidak senang terhadap lakon maupun para pelakon drama tersebut. Satu hal yang tak pernah boleh dilupakan yakni sampaikan analisa yang objektif tadi dengan sarat kesantunan agar objek yang kalian nilai dengan nrimo sanggup menemukan hasil penialian.
Tidak ada komentar untuk "Menanggapi Pementasan Drama"
Posting Komentar