Karakteristik Lapisan Bumi Dan Perubahan Benua

Permukaan bumi berisikan dataran dan perairan. Dataran dinamakan benua , perairan yang luas dinamakan samudera. Perlu dipahami benua tempat kita berpijak ini dalam kondisi bergerak tanpa disadari. Pergerakan itu , merupakan kemungkinan benua tempat kita tinggal posisinya menjauh dari posisi semula. Berikut ini kita akan mempelajarinya.
 Permukaan bumi berisikan dataran dan perairan Karakteristik Lapisan Bumi dan Pergeseran Benua
By:
1. Karakteristik Lapisan Bumi
Pada dasarnya planet bumi kita memiliki beberapa lapisan (dari permukaan hingga ke dalam) yaitu selaku berikut;

a. Litosfer (Lapisan Batuan Pembentuk Kulit Bumi atau Crust)
Pada dikala terlahir sekitar 4 ,5 miliar tahun yang kemudian , bumi kita masih merupakan bola pijar yang sungguh panas. Lama-kelamaan secara berangsur-angsur bumi kita mendingin. Akibatnya proses pendinginan , kepingan luar bumi membeku membentuk lapisan kerak bumi yang disebut litosfer.

Penyusun utama lapisan litosfer merupakan batuan yang berisikan adonan antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk litosfer merupakan magma , yaitu batuan cair pilar yang bersuhu sungguh tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan hingga menjadi batuan beku , batuan sedimen dan batuan metamort.

b. Astenosfer (Lapisan Selubung atau Mantle)
Astenosfer yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair , kental , dan berpijar dengan suhu sekitar 3000ºC , merupakan adonan dari aneka macam materi yang bersifat cair , padat , dan gas bersuhu tinggi.

c. Barisfer (Lapisan Inti Bumi atau Core)
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan kepingan bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan nife (niccolum atau nikel dan ferrum atau besi). Lapisan ini sanggup pula dibedakan menjadi dua kepingan , yaitu inti luar dan inti dalam.
  • Inti Bumi Bagian Luar , merupakan salah satu kepingan dalam bumi yang melapisi inti bumi kepingan dalam. Inti bumi kepingan luar memiliki tebal 2.250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi kepingan luar berisikan besi dan nikel cair dengan suhu 3.900ºC.
  • Inti Bumi Bagian Dalam , merupakan kepingan bumi yang paling dalam atau sanggup juga disebut inti bumi. inti bumi memiliki tebal 1200 km dan berdiameter 2.600 km. Inti bumi berisikan besi dan nikel berupa padat dengan temperatur sanggup meraih 4.800ºC.
2. Pergerakan Benua
Sejak masa kelahirannya bentuk wajah bumi tidaklah permanen , tetapi secara terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan atau kemajuan wajah bumi banyak diungkap dalam teori pergerakan benua. Beberapa teori perihal pergerakan benua antara lain selaku berikut;

a. Teori Pengapungan Benua
Dalam teori pengapungan benua yang dikemukakan oleh alfred Wegener diterangkan bahwa sekitar 200 juta tahun yang kemudian , di bumi gres ada satu benua dan samudera yang luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea , sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan Panthalasa.

Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang kemudian benua raksasa tersebut pecah menjadi dua , yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di kepingan selatan dinamakan Gondwana. Kedua , benua itu dipisahkan oleh jalur bahari sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada dikala ini merupakan jalur jebakan minyak bumi di sekeliling laut-laut kawasan Timur Tengah.

Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi dataran kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1 hingga 10 cm per tahun. Dalam sejarah kemajuan planet bumi , Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang dikala ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara) , termasuk Eurasia , Amerika Utara , dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan , termasuk Amerika Selatan , Afrika , subbenua India , Australia , dan Antartika.

Teori pengapungan benua disokong oleh bukti-bukti berikut;
  • Pantai di kepingan timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika terlihat memiliki potongan yang tepat satu sama lain.
  • Batuan yang terdapat di Amerika Selatan dan di Afrika memiliki jenis dan umur batuan yang sama.
  • Struktur batuan induk di tepi Lautan Atlantik di Afrika , Amerika Utara , dan Eropa memiliki potongan dengan bentuk yang tepat satu sama lain.
  • Adanya bukti paleontologi yang ditemui di benua-benua kepingan selatan merupakan bukti yang berefek yaitu berupa fosil bibit tumbuhan glossopteris yang didapatkan di daratan Amerika Selatan , Afrika Selatan , India , dan Australia. Di mana selama hidupnya flora ini cuma berkembang di dataran dan memiliki diameter batang beberapa milimeter. Kaprikornus , terlalu besar untuk bermigrasi menyeberang Samudera Atlantik dengan cara diembus angin.
  • Pegunungan dengan arah timur-barat di Tanjung Harapan pinggir pantai dan di erat Buines Aires , Argentina didapatkan struktur yang serupa baik umur maupun corak deformasinya. Ketampakan lain yang cukup memiliki arti untuk mendukung teori ini , yaitu tipe-tipe batuan , termasuk batuan beku , batuan sedimen , dan batuan metamorf juga ditemui di kawasan itu.
Dalam teori ini juga dikemukakan beberapa analisis antara lain selaku berikut;
  • Adanya gugusan geologi yang serupa antara pantai timur Benua Amerika dan pantai barat Eropa serta Afrika. Hal ini mengambarkan bahwa gugusan geologi di pantai barat Afrika sama dengan pantai timur Amerika.
  • Adanya pergerakan Pulau Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter setiap tahun. Pulau Madagaskar menjauhi Afrika Selatan sejauh 9 meter per tahun.
b. Teori Ed Suess
Adanya persamaan gugusan geologi yang terdapat di Amerika Selatan , India , Australia , dan Antartika disebabkan oleh pernah bersatunya daratan. Daratan yang menyatu ini disebut Benua Gondwana. Benua ini kini yang tertinggal cuma sisa-sisa lantaran lainnya telah ditutupi oleh laut.

c. Teori Kontraksi
Menurut teori kontraksi bahwa bumi kita susut dan mengerut lantaran pendinginan sehingga terjadi lembah-lembah. Teori ini dikemukakan oleh Descartes.

d. Tim Peneliti Amerika
Penelitian ini berniat mengambarkan teori Wegener. Hasil observasi ini mengambarkan bahwa kutup selatan 200 juta tahun yang kemudian terletak di erat khatulistiwa. Sehingga pada zaman itu di kutup selatan terdapat binatang dan flora , kemudian di kawasan itu sanggup didapatkan fosil tulang rahang dari binatang amfibi air tawar purba tepatnya di Amerika Selatan dan Utara. Hal ini mengambarkan bahwa teori pengapungan benua mendekati kebenaran.

e. Teori Lempeng Tektonik
Muncul pada tahun 1960-an yang merupakan lanjutan teori pengapungan benua. Dalam teori ini diterangkan bahwa permukaan bumi terbentuk oleh kerak benua dan kerak samudera serta lapisan batuan teratas dari mantel bumi. Semua lapisan ini disebut litosfer. Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik. Di bumi , terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak dan saling menjauh serta berjumpa di batasan lempeng.

Gempa bumi , acara vulkanik , pembentukan gunung , dan pembentukan palung samudera biasanya terjadi di kawasan sepanjang batas lempeng.  Adanya pergerakan-pergerakan lempeng ini membuat terbentuknya permukaan bumi menyerupai sekarang.

Sampai kini ini , benua bergerak dan bergeser beberapa sentimeter setiap tahun selaku pola , India bergeser ke utara sejauh 25 mm setiap tahun. Akibatnya pergantian itu , sekitar 55 juta tahun yang kemudian India bertumbukan dengan Benua Asia.

Adanya pergerakan lempeng tektonik sanggup memicu bentukan-bentukan di permukaan bumi yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Kemungkinan kekuatan pergerakan antardua lempeng sanggup sama-sama berefek , sama-sama lemah , dan yang satu berefek sedangkan lainnya lemah. Daerah  tempat lempeng-lempeng itu berjumpa disebut batas lempeng. Pada batas lempeng , kita sanggup mengenali cara bergerak lempeng-lempeng itu. Lempeng sanggup saling menjauh , saling bertumbukan , atau saling memindah ke samping. Batas-batas lempeng tektonik ditandai dengan adanya bentuk-bentuk alam akhir adanya acara lempeng itu sendiri. Batas lempeng tektonik sanggup dibedakan menjadi tiga jenis , yaitu batas divergen , batas konvergen , dan batas sesar mendatar.

a. Batas Divergen
Pada batasan di mana antarlempeng saling menjauh (divergen) sehingga lempeng material-material gres yang berasal dari arus konveksi mantel di bawah lempeng. Material-material gres itu membentuk punggung tengah samudera (mid oceanic ridge) yang berupa pegunungan di dasar laut. Sebagai pola , Mid Atlantic Ridge yang menangkal lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Nasca.

Pada batasan di mana antarlempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena selaku berikut;
  • Aktivitas vulkanisme bahari dalam yang menciptakan lava basa dan hamparan leleran lava yang encer.
  • Renggangnya lempeng
  • Aktivitas gempa di dasar bahari dan sekitarnya.
  • Pembentukan tanggul dasar samudera di sepanjang tempat perenggangan lempeng.
b. Batas Konvergen
Batas Konvergen merupakan batas di mana terjadi dua lempeng yang bergerak saling mendekati sehingga terjadi tumbukan. Di kawasan konferensi dua lempeng terjadi beberapa fenomena berikut;
  • Hancurnya lempeng lantaran pergesekan lempeng.
  • Adanya acara vulkanisme ,intrusi , dan ekstrusi.
  • Terbentuknya palung bahari di tempat tumbukan itu.
  • Pembengkakan tepi lempeng benua merupakan deretan pegunungan.
  • Merupakan kawasan hiposentrum gempa dangkal dan dalam.
  • Lempeng dasar samudera menunjam ke bawah lempeng benua.
c. Batas Sesar Mendatar
Batas sesar mendatar terjadi lantaran karena adanya pergantian dari dua lempeng dengan arah yang berlawanan. Pergeseran ini tidak memicu penghilangan atau permunculan kerak bumi , tetapi di sepanjang kawasan itu ditandai dengan adanya keretakan. Pada batas ini sering terjadi kerusakan andal berafiliasi dengan aktivitas gempa lantaran konsentrasi gempa yang terjadi relatif dangkal (lebih kecil dari 60 m). Misalnya zona sesar mendarat ini merupakan patahan San Andreas di Amerika Barat , sesar Sumatera , dan sesar Sorong di Papua.

Tidak ada komentar untuk "Karakteristik Lapisan Bumi Dan Perubahan Benua"